Senin, 14 November 2016

BATUAN BEKU

Batuan Beku

          Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari proses pembekuan magma, baik yang terbentuk dibawah permukaan bumi (intrusif), yang terbentuk di permukaan bumi (ekstrusif) ataupun juga berupa intrusi magma.

Struktur Batuan Beku
Struktur adalah kenampakan hubungan antara batuan dalam skala besar ataupun kecil.Bentuk struktur sangat erat kaitannya dengan pembentukan batuan beku. Berikut beberapa struktur dari batuan beku:
1.        Masif  apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau fragmen lain yang tertanam.
2.        Joint adalah apabila batuan mempunyai retakan ataupun kekar. Struktur ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a.    Columnar Jointyaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil
b.    SheetingJoint apabila retakan atau kekar berbentuk seperti     lembaran-lembaran atau struktur batuan yang terlihat seperti lembaran.
c.    Pillow Lava adalah struktur yang berbentuk seperti bantal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d.   Vesikuler, dicirikan adanya lubang-lubang gas di saat pembekuan dan susunan lubangnya teratur.
e.    Amigdaloidal, merupakan struktur yang berlubang-lubang namun lubang-lubang terisi oleh mineral sekunder, misalnya kalsit dan zeolit.
f.     Skoria, sama seperti vesikuler namun susunan lubangnya tidak teratur.
g.    Xenolit, struktur yang memperlihatkan fragmen batuan yang tertanam ke  dalam masa batuan.
h.    Autobreccia, merupakan struktur yang memperlihatkan adanya fragmen lava yang tertanam pada lava.


 Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku adalah hubungan antara mineral penyusun batuan dengan mineral massa gelas suatu penyusun batuan tersebut.
1.        Granularitas, yaitu bentuk butiran-butiran yang terdapat dalam batuan beku dapat  dibedakan beberapa struktur, diantaranya :
a.    Fanerik, butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang.
1)        Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
2)        Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
3)        Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
4)        Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b.    Afanitik, bila butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
c.    Porfiritik, dibedakan menjadi dua :
1)        Faneroporfiritik, bila butiran-butiran mineral yang besar dikelilingi  oleh  mineral-mineral  yang berukuran butir lebih kecil  yang dapat dikenal dengan mata telanjang.
2)        Porfiroafanitik, bila butiran-butiran mineral sulung  (fenokris) dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik
2.        Derajat Kristalisasi, merupakan perbandingan antara kristal dengan massa gelas penyusun batuan. Ada tiga macam jenis derajat kristalisasi diantaranya :
a.    Holokristalin, apabila massa batuan tersusun butiran-butiran   kristal.
b.    Hipokristalin, apabila massa batuan tersusun dari butiran-butiran kristal dan   massa gelas.
c.    Holohialin, apabila batuan tersusun dari massa gelas.

3.        Bentuk Butiran (Kemas), merupakan kenampakan dari tubuh kristal yang terbentuk.
a.    Euhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang yang sempurna.
b.    Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna dan sebagian bidang tidak sempurna.
c.    Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi bentuk bidang yang tak sempurna.
4.        Relasi, merupakan hubungan bentuk keseragaman antar butiran kristal satu dengan  yang lainnya.
a.    Equigranular, apabila mineral mempunyai bentuk relatif sama.
b.   Inequigranular, apabila mempunyai ukuran butir yang tidak sama.
 



Mineral-Mineral Pembentuk Batuan Beku
Berdasarkan dari Walter T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :
1.        Mineral Utama
Mineral ini terbentuk secara langsung pada waktu kristalisasi magma dan merupakan mineral dominan yang membentuk batuan beku. Mineral utama terbagi menjadi dua :
a.    Mineral felsik, adalah mineral yang berwarna terang, terdiri dari ; Kuarsa, Plagioklas, Orthoklas, Muskovit, dan Feldspar.
b.    Mineral mafik, adalah mineral-mineral yang berwarna gelap yang terdiri dari ; Olivin, Piroksin, Amphibole, dan Biotit.
2.        Mineral Sekunder
Mineral tersebut merupakan mineral hasil dari ubahan mineral utama yang disebabkan proses pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfisme terhadap mineral utama. Mineral sekunder terdiri dari :
a.    Kelompok kalsit,terdiri dari ; Kalsit, Dolomit, Magnesit, Sideret. Kelompok ini merupakan ubahan dari mineral Plagioklas.
b.    Kelompok serpentin,merupakan ubahan dari mineral olivin dan piroksin, terdiri dari ; Antigonit dan Crysotil. Banyak terdapat pada batuan serpentinit.
c.    Kelompok klorit,merupakan ubahan dari mineral Plagioklas, terdiri dari ; Proktor, Talk, dan lain - lain.
3.        Mineral Tambahan
Merupakan mineral yang terbentuk pada waktu kristalisasi  magma, dengan jumlah yang sangat kecil. Contohnya seperti hematite, kromit, rutile, magnetit, rulit, dan apatit.
 


 Jenis – Jenis Batuan Beku
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan atas 3 patokan, yaitu sebagai berikut :
1.        Berdasarkan senyawa SiO2menurut C.J. Hughes, 1962 yaitu :
a.    Batuan beku asam apabila kandungan SiO2 lebih dari 66% atau banyak mengandung  mineral kuarsa.
b.    Batuan beku intermediet apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
c.    Batuan beku basa apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.
d.   Batuan beku ultrabasa apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
2.        Berdasarkan unsur  mineralogi menurut S.J. Shand, 1943 yaitu :
a.    Leukokratik Rock, jika mengandung < 30 % mineral mafik.
b.    Mesokratik Rock, jika mengandung 30 % - 60 % mineral mafik.
c.    Melanokratik Rock, jika mengandung 60 % - 90 % mineral mafik.
d.   Hypermelanic Rock, jika mengandung > 90 % mineral mafik.
Menurut S. J. Elis, 1948, batuan beku dapat dibagi menjadi empat golongantekstur, yaitu :
a.    Felsic (indeks warna kurang dari 10%)
b.    Mafelsic (indeks warna 10% - 40%)
c.    Mafic (indeks warna 40% - 70%)
d.   Ultramafic (indeks warna lebih dari 70%)

 
Cara Penggunaan Klasifikasi (W. T. Huang, 1962)
1.   Dengan mempertimbangkan tabel, dapat diketahui nama batuan yang tercantum pada lajur yang menunjukkan cara terjadinya dan jenis teksturnya. Untuk batuan vulkanik di bagian atas dari batuan plutonik.
2.        Jenis dan kelompok batuan dibatasi oleh kolom-kolom dengan ciri-ciri mineral tertentu. Masing-masing batuan dibatasi garis kolom terpanjang, yaitu jenis batuan asam, jenis batuan beku menengah, dan jenis batuan beku basa (mafik, alkali, dan ultra mafik).
3.        Masing-masing kolom jenis dibagi dalam kolom-kolom kecil yang menunjukkan kelompok batuan, dimana masing-masing kolom mempunyai kandungan mineral yang hampir sama, hanya saja berbeda teksturnya, yakni tekstur plutonik dan vulkanik.
4.        Kuarsa sebagai mineral utama penyebarannya dibagi oleh garis bagi kuarsa, dimana bagian kiri dari garis tersebut adalah batuan yang mengandung kuarsa > 10%, sedangkan di sebelah kanan garis merupakan batuan yang mengandung kuarsa < 10% (batuan jenis menangah dan basa).
5.        Mineral orthoklas dalam hal ini meliputi pengertian keseluruhan alkali feldspar lainnya seperti sanidin, mikrolin, anorthoklas, dan lain-lain. Sedangkan plagioklas dibedakan menjadi plagioklas asam dan basa.

Tahap Penentuan Jenis Batuan
1.    Untuk pemerian batuan beku adalah mengamati kehadiran mineral kuarsa bebas serta menghitung proporsi secara relatif dalam batuan
2.        Jika mineral kuarsa hadir dan mencapai 10 % atau lebih maka jenis batuannya adalah batuan beku asam
3.        Jika mineral kuarsa hadir dan kurang dari 10 % maka jenis batuannya adalah batuan beku intermediet, dicirikan dengan melimpahnya mineral orthoklas dan plagiokas asam, sedangkan pada jenis basa dicirikan dengan melimpahnya plagioklas basa.
Plagioklas asam umumnya relatif cerah dibandingkan dengan plagioklas basa, tetapi pada kenyataannya secara megaskopis sulit untuk membedakannya. Untuk membedakannya kita melihat presentasi kandungan mineral mafik yang utama.


Tahap Penentuan Jenis Batuan
1.    Untuk pemerian batuan beku adalah mengamati kehadiran mineral kuarsa bebas serta menghitung proporsi secara relatif dalam batuan
2.        Jika mineral kuarsa hadir dan mencapai 10 % atau lebih maka jenis batuannya adalah batuan beku asam
3.        Jika mineral kuarsa hadir dan kurang dari 10 % maka jenis batuannya adalah batuan beku intermediet, dicirikan dengan melimpahnya mineral orthoklas dan plagiokas asam, sedangkan pada jenis basa dicirikan dengan melimpahnya plagioklas basa.
Plagioklas asam umumnya relatif cerah dibandingkan dengan plagioklas basa, tetapi pada kenyataannya secara megaskopis sulit untuk membedakannya. Untuk membedakannya kita melihat presentasi kandungan mineral mafik yang utama.
Tahap Menentukan Nama Batuan
1.        Tentukan terlebih dahulu jenis batuannya.
2.        Tentukan kelompok batuannya berdasarkan proporsi dari mineral-mineral mafik dan felsik.
3.        Tentukan relasinya, kemudian menentukan nama batuannya.
Contoh :
Dari hasil pemerian diketahui kandungan :
-       Kuarsa 25%
-       Orthoklas 40%
-       Plagioklas 10%
-       Relasinya panidiomorfik granular
Karena kuarsa lebih dari 10%, maka jenis batuannya adalah asam, sedangkan kelompoknya adalah granit, granit porfir, atau rhyolite. Setelah mengetahui relasinya panidiomorfik granular, maka dapat ditentukan nama batuannya adalah granit. 
Jika relasinya vitroferik, nama batuannya rhyolite.Jika secara megaskopis dapat dikenal tekstur khususnya, maka dapat pula nama batuannya, sebagai contoh : trachyte dengan tekstur khususnya trakhitik, diabas dengan tekstur khususnya diabasik.  


Tabel 2.1
Jenis Batuan dan Komposisi Utama
Mineral
Batuan
Granit
Sierit
Diorit
Gabro
Hornblende
Dunit
Serpentinit
Kuarsa







Kalium Feldspar







Plagioklas







Mika







Amfibol







Piroksen







Olivin







Serpentin










  
Gambar 2.1 Klasifikasi Batuan Beku  Berdasarkan Komposisi dan Tekstur






1 komentar:

  1. The ultimate vSport and titanium trim | Tioga Design
    The ultimate titanium oxide formula vSport titanium solvent trap and titanium titanium teeth k9 trim. As you move, the aim is to achieve the ultimate vSport in a unique apple watch series 6 titanium way. The aim of this titanium wedding rings particular application is to create

    BalasHapus