DEFENISI
Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk
secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur Kristal
beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah
diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral
pembentuk batuan.
Mineral merupakan senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam
sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Ilmu
yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
PROSES
TERBENTUKNYA MINERAL
Adapun
proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:
a. Proses Magmatik
Proses
ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma, yang
diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau
lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.
b.
Proses Pengendapan dan Pelapukan
Proses
ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak
bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.
c.
Proses Hidrotermal
Merupakan
proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada
temperatur yang cukup rendah. Contoh:
Kuarsa, Klorit, Kalkosit.
d.
Proses Pegmatit
Proses
ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan
mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.
e. Proses
Karbonatit
Merupakan
proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineral-mineral
karbonat. Contoh: Dolomit.
f. Skarn
Merupakan
proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya kontak antara
batuan sumber dan batuan karbonat.
g.
Sublimasi
Merupakan
proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat proses pemadatan dari uap/gas yang
berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
KELOMPOK MINERAL
1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :
a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.
b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
2. KELOMPOK SULFIDA
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.
3. KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
a.OKSIDA
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
b.HIDROKSIDA
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
4. KELOMPOK HALIDA
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).
5. KELOMPOK KARBONAT
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
6. KELOMPOK SULFAT
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
7. KELOMPOK PHOSPHAT
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.
8.KELOMPOK SILIKAT
Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
1.Quartz (SiO2)
2.Feldspar Alkali (KAlSi3O8)
3.Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)
4.Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)
5.Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)
6.Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))
7.Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)
8.Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium.
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :
a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.
b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
2. KELOMPOK SULFIDA
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.
3. KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
a.OKSIDA
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
b.HIDROKSIDA
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
4. KELOMPOK HALIDA
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).
5. KELOMPOK KARBONAT
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
6. KELOMPOK SULFAT
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
7. KELOMPOK PHOSPHAT
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.
8.KELOMPOK SILIKAT
Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
1.Quartz (SiO2)
2.Feldspar Alkali (KAlSi3O8)
3.Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)
4.Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)
5.Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)
6.Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))
7.Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)
8.Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium.
SIFAT FISIK MINERAL
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan
sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya.
Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi : Warna, Cerat (Streak), Kiap
(Luster), Kekerasan (Hardness), Bentuk kristal (Crystal form), Belahan
(Cleavage), Pecahan ( Fracture), Berat jenis (Specific gravity), Sifat dalam
(Tenacity), Diaphanety dan Special properties.
a. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat
dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena
suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna.
Warna
mineral dapat dibedakan menjadi:
·
Putih : Kaolin
(Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsu
(CaSO4.H2O),
Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
·
Kuning : Belerang (S)
·
Emas : Pirit
(FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
·
Hijau : Klorit
((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit
(Cu CO3Cu(OH)2)
·
Biru
: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2
(Si6O18))
·
Merah : Jasper,
Hematit (Fe2O3)
·
Coklat : Garnet, Limonite
(Fe2O3)
·
Abu-abu : Galena (PbS)
·
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)),
Grafit (C)
Augit
b. Kilap
Kilap sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu
mineral yang ditunjukan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap
secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
a.
Kilap Logam (metallic luster) : bila
mineral tersebut memiliki kilap seperti logam.
b.
Kilap Non-Logam (non-metallic luster),
dibagi atas :
·
Kilap
intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
·
Kilap
kaca (vitreous luster) ; contohnya kuarsa dan kalsit.
·
Kliat
sutera (silky luster) ; umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat,
seperti asbes dan gips.
·
Kilap
damar/resin (resinous luster) ; kilap seperti getah damar/resin, misalnya
mineral sphalerit
·
Kilap
mutiara (pearly luster) ; kilap seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin,
opal dan nepelin.
·
Kilap
tanah, kilap seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit
c. Cerat (Streak)
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping
porselen atau amplas. Contohnya :
·
Pirit: Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
· Hematit:
Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak
berwarna merah kecoklatan.
· Augite:
Ceratnya abu-abu kehijauan
·
Biotite: Ceratnya tidak berwarna
·
Orthoklase: Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral
secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral.
d. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan merupakan
ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan suatu mineral dapat
ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan dengan mineral tertentu.
Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala mohs yang dibuat oleh
Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala mohs. Berikut urutan kekerasan
berdasarkan skala mohs:
Tabel 1.
Kekerasan Mineral
Skala
|
Nama Mineral
|
Rumus Kimia
|
1
|
Talc
|
H2Mg3
(SiO3)4
|
2
|
Gipsum
|
CaSO4.
2H2O
|
3
|
Kalsit
|
CaCO3
|
4
|
Fluorit
|
CaF2
|
5
|
Apatit
|
CaF2Ca3
(PO4)2
|
6
|
Ortoklas
|
K
Al Si3 O8
|
7
|
Kuarsa
|
SiO2
|
8
|
Topas
|
Al2SiO3O8
|
9
|
Korondum
|
Al2O3
|
10
|
Intan
|
C
|
Sebagai
perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan
dari alat penguji standar :
·
Kuku manusia : 2,5
·
Kawat tembaga : 3
·
Paku : 5,5
·
Pecahan kaca : 5,5 – 6
·
Pisau baja : 5,5 – 6
·
Kikir baja : 6,5 – 7
·
Kuasa : 7
e. Bentuk Kristal (Crystal form)
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur
yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf (tidak berbentuk kristal). Bentuk kristal
bermacam – macam, antara lain :
·
Isometrik / kubus : Florit,
octahedron, pirit, galena
·
Tetragonal / balok : Wulfenit, apophilit
·
Heksagonal
: Kalsit,
vanadinit, kuarsa
·
Ortorombik
: Topas,
barit, staurolit
·
Monoklin
: Gipsum, mika
·
Triklin
: Microcline
f. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri
pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat
fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan
palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur,
tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan
juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Macam-macam belahan yang
perlu kita ketahui yaitu :
a. Belahan Sempurna ( Perfect )
Yaitu
apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang
yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
b. Belahan Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang
belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya
.
c. Belahan Jelas ( Distinct )
Yaitu
apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
d. Belahan Tidak Jelas ( Indistinct )
Yaitu
apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk
belahan dan pecahan sama besar.
e. Belahan Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu
apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah
dengan permukaan yang tidak rata.
g. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya
bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin
datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan
tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
ΓΌ
Concoidal : bila
memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
ΓΌ
Fibrous : bila
menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
ΓΌ Even : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung.
ΓΌ Uneven : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau mineral
besi.
ΓΌ Hackly : bila pecahan tersebut
menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya
mineral perak atau emas
h. Berat Jenis (Specific
gravity)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan
volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Contohnya
galena (SG : 7,5), perak (SG : 10 – 12)
i. Sifat Dalam (Tenacity)
Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah.
Tenacity ini dapat dibagi menjadi :
·
Brittle : Bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh : Kuarsa
·
Malleable : Dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh : Emas,
tembaga murni
·
Sectile : Dapat dipotong dengan
pisau menjadi keping – keping tipis. Contoh : Gipsum
·
Flexible : Dapat dibentuk, tapi tidak dapat dikembalikan kembali jika gaya
ditiadakan. Contoh : Talc, selenit
·
Elastic : Dapat dibentuk dan
dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh : Muskovit
j. Derajat
tranparansi
Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya.
Diaphanety dapat dibagi menjadi :
·
Transparent: Benda dapat tampak jika dipandang melalui suatu mineral. Contoh :
Kuarsa, kalsit, biotit
·
Translucent: Cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun bendadibalik mineral
ini tidak tampak jelas. Contoh : Gipsum
·
Opaque: Tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping yang tertipis.
Contoh : Magnetit, pirit
k.
Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet.
Dalam determinasi mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi :
a.
Ferromagnetik
Mineral dikatakan memiliki sifat ini
jika mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet, seperti mineralMagnetit
dan Phyrhotit
b.
Diamagnetik
Mineral dikatakan memiliki sifat ini
jika tidak tertarik oleh gaya magnet
c.
Paramagnetik
Mineral dikatakan memiliki sifat ini
karena dapat tertarik oleh gaya magnet tapi tidak sekuat ferromagnetik
Cara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan dengan metode
sederhana, yaitu dengan mendekatkan magnet batang ke mineral dengan
perlahan-lahan kemudian perhatikan gejala yang diperlihatkan oleh mineral
selanjutnya sesuai dengan sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.
l.
Special Properties
Special
properties disini antara lain :
1.
Rasa
·
Asin : halit
·
Pahit : epsomit
2.
Feel
·
Soapy / seperti sabun : talk, bentonit
·
Greasy / berminyak : grafit
3.
Bau
·
Berbau bawang putih : mineral As
·
Berbau
lobak
: mineral – mineral Se
·
Berbau belerang
: S
·
Berbau
arang
: batubara, lignit
·
Berbau
tanah
: kaolin basah
4.
Kelistrikan
·
Bermuatan listrik jika digosok dengan kain,, contoh : intan, topas, turmalin
·
Bermuatan listrik jika dipanasi, contoh : turmalin, kuarsa
·
Bermuatan listrik jika ditekan, contoh : kuarsa
·
Berdaya hantar listrik, contoh : Cu, Fe
5.
Kemagnetan
·
Bersifat
magnetik
: magnetit, pirotit,ferroplantin
·
Serbuknya tetarik
magnet :
magnetit, pirotit
6.
Daya hantar panas
·
Konduktor :
Cu, Fe
·
Isolator
: asbes,
mika
7.
Keradioaktifan
Mineral
bersifat radioaktif, contoh : uranitit, pitchblende
8.
Fosforisensi
Dapat bercahaya atau bersinar,
setelah tidak kena cahaya matahari, contoh : barium sulfida, kalsium sulfide
9.
Fluorisensi
Dapat bercahaya apabila mineral
terkena cahaya, contoh : fluorit, barium, platina sianida, willemite.
Mineral
Pembentuk Batuan
Mineral
pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 :
·
Mineral utama (essential minerals)
·
Mineral ikutan / tambahan (accessory minerals)
·
Mineral sekunder (secondary mineral)
Mineral
Utama (Essential minerals)
Pada
dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu
oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium,
unsur ini membentuk mineral yang tergolong mineral utama yaitu:
·
Kuarsa
·
Plagioklas
·
Ortoklas
·
Olivin
·
Piroksin
·
Amfibol
·
Mikafelpatora
Mineral
Ikutan / Tambahan (Accessory minerals)
Adalah
mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah
yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan.
Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit,
Pyrit, Rutil Apatit, Ganit, Sphen.
Mineral
Sekunder (Secondary mineral)
Merupakan
mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari
mineral sekunder antara lain : Serpentit, kalsit, serisit, kalkopirit, kaolin,
klorit, pirit.